Rabu, 17 Juni 2015

PUASA RAMADHAN

Majelis RasuluLLAAH SAW Pusat Melaksanakan Puasa Ramadhan Sesuai Dengan Ulil Amri (Pemerintah)
========
KHUTBAH
ALLAAHU YARHAM HABIBANA MUNZYR BIN FUAD AL MUSAWA SAAT TARHIB (MENGGEMARKAN DAN MENYAMBUT) BULAN RAMADHAN BEBERAPA TAHUN LALU (SENIN, 16 JULI 2012)
قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ، مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
وقال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ، مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw : Barangsiapa yg berpuasa Ramadhan, dg Iman dan Kesungguhan, maka diampuni dosa dosanya. Dan Sabda Rasulullah saw : Barangsiapa yg shalat malam dibulan Ramadhan, dg Iman dan Kesungguhan, maka diampuni dosa dosanya. (shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
فَحَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha membuka rahasia cahaya keindahan dan anugerah yang tiada mampu diberikan antara seorang hamba kepada yang lainnya kecuali dariNya, yang berupa kehidupan dan kenikmatan dunia yang fana serta kehidupan dan kenikmatan akhirat yang kekal. Dimana kenikmatan akhirat tiada satu makhluk pun yang mampu memberikannya kecuali hanya dari sang pencipta seluruh makhluk, Allah subhanahu wata’ala. Begitu pula kenikmatan dunia tiada akan pernah bisa terjadi tanpa kehendak dan izin dari Allah subhanahu wata’ala, Sang Pemilik kenikmatan dunia dan akhirat yang tiada henti melimpahkan anugerah dan kenikmatan kepada hamba-hambaNya sepanjang waktu dan zaman di dunia secara berkesinambungan dari samudera kelembutanNya, sebagaimana firmanNya :
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
( الأعراف : 156 )
“ Dan rahmatKu (kasih sayangKu) meliputi segala sesuatu”
Sungguh kasih sayang Allah sampai kepada segala sesuatu di seluruh bentangan langit dan bumi, sejak alam ini dicipta hingga datang hari kiamat, serta akan berlanjut dengan rahmat yang abadi bagi hamba-hamba yang beriman, bagi hamba-hamba yang ingin mendekat kepada Sang Maha pemilik kenikmatan yang abadi, Sang Maha memiliki kenikmatan dhahir dan bathin, pemilik kenikmatan dunia dan akhirat, Sang Maha Tunggal dan Maha Kekal, Maha Abadi dan Maha Sempurna, Rabbul ‘alamin subhanahu wata’ala. Maka bukalah sanubari kita terlebih lagi dengan kehadiran kita di majelis yang luhur ini, di dalam istana keridhaan Allah subhanahu wata’ala, di dalam undangan Allah yang telah mengundang ruh kita hingga mengizinkan seluruh sel tubuh kita berpadu untuk melangkah dan hadir ke tempat ini, dan telah kita fahami bahwa Allah subhanahu wata’ala tiadalah mengundang tamu kecuali pasti memuliakan para tamunya, maka anugerahnya berlimpah di malam hari ini, dimana juga merupakan malam-malam luhur yang semakin dekat dengan bulan terluhur, pemimpin seluruh bulan, yaitu bulan Ramadhan yang beberapa hari lagi berada dihadapan kita, bulan yang paling mulia yang di dalamnya terbuka anugerah-anugerah Ilahi yang diberikan kepada makhluk, yang mana tiada satu makhluk pun yang mampu memberinya antara satu sama lainnya. Dan malam ini akan kita dengarkan khutbah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika telah berakhir bulan Sya’ban dan masuk pada bulan Ramadhan. Dimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan dalam Shahih Ibn Khuzaimah dan juga oleh Al Imam Al Baihaqi dan lainnya, meskipun sebagian ahli hadits mengatakan bahwa hadits ini dha’if, akan tetapi Al Imam Ibn Khuzaimah memasukkannya ke dalam kitab Shahih beliau, namun ucapan-ucapan dari khutbah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut merupakan rangkaian atau rangkuman dari hadits-hadits yang memiliki derajat Shahih yang bisa dipertanggungjawabkan dengan dalil Al qur’anul Karim. Adapun khutbah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ شَهْرٌ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعاً مَنْ تَقَرَّبَ فِيهِ بِخُصْلَةٍ مِنَ الخَيْرِكَانَ كَمْنَ أَدَّى فَرِيضَةً فِيما سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيهِ فَرِيضَةً كَانَ كَمَنْ أدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، والصَّبْرُ ثَوَابُهُ الجَنَّةُ، وَشَهْرُ المُوَاسَاةِ وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيهِ صَائِماً كَانَ مَغْفِرَةً لِذنُوبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ، قَالُوْا: لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفْطِرُ الصَّائِمَ ؟!، فَقَالَ رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِماً عَلَى تَمْرَةٍ ، أَوْ شَرْبَةِ مَاءٍ أَوْ مَذْقَةِ لَبَنٍ ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ ، وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ ، خَصْلَتَيْنِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ ، وَخَصْلَتَيْنِ لاَ غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا ،فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ : فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله ، وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لاَ غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا : فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ ، وَتَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِماً سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ .
“ Wahai manusia telah kepada kalian bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, bulan dimana di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadr), dan di bulan itu Allah jadikan puasa di siang harinya menjadi kewajiban (bagi yang mampu), dan bangun malam / shalat di malam harinya merupakan hal yang disunnahkan. Barangsiapa yang melakukan satu kebaikan di bulan itu maka pahalanya sama dengan pahala melakukan perbuatan yang fardhu (wajib) di selain bulan Ramadhan, dan barangsiapa melakukaan satu perbuatan wajib di bulan Ramadhan maka pahalanya sama dengan melakukan 70 perbuatan wajib di selain bulan Ramadhan , dan bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran dan balasan kesabaran adalah surga, dan bulan itu adalah bulan yang penuh simpati (tolong menolong), dan bulan ditambahnya rizeki orang mukmin, barangsiapa yang memberikan buka puasa untuk orang yang berpuasa di bulan itu maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka, serta baginya pahala puasa seperti orang yang berpuasa dan tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa. Ketika mendengar hal itu, para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami memiliki sesuatu untuk memberi makan orang yang berpuasa”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Pahala ini diberikan oleh Allah kepada orang yang memberi makan untuk orang yang berpuasa dengan sebutir kurma atau seteguk air atau susu”, dan bulan Ramadhan awalnya adalah rahmah (kasih sayang) Allah, dan pertengahannya adalah pengampunan Allah, serta akhirnya adalah pembebasan dari api neraka, dan barangsiapa yang meringankan (pekerjaan) budaknya di bulan Ramadhan maka Allah subhanahu wata’ala mengampuni dosanya dan membebaskannya dari api neraka. Dan perbanyaklah dibulan itu (untuk melakukan) 4 hal, 2 hal yang pertama membuat Tuhan kalian (Allah subhanahu wata’ala) ridha, dan 2 hal yang lainnya merupakan sesuatu yang kalian butuhkan. Dua hal yang membuat Tuhan kalian (Allah subhanahu wata’ala) ridha adalah mengucapkan syahadat (أشهد ألا إله إلا الله ), dan kalian meminta ampunan kepada Allah subhanahu wata’ala (أستغفر الله العظيم ), adapun dua hal yang kalian butuhkan terhadap keduanya adalah kalian meminta kepada Allah untuk dimasukkan ke dalam surga dan dijauhkan dari api neraka, dan barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan hingga kenyang, maka Allah akan memberinya minum dari telagaku ( Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) dimana seteguk air itu menjadikannya tidak akan merasa haus selama-lamanya hingga ia masuk ke surga”.
Demikianlah khutbah beliau 14 abad yang silam, dimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Wahai manusia kalian telah didatangi oleh bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan (keberkahan adalah kebaikan yang dilipatgandakan oleh Allah subhanahu wata’ala). Dimana bulan itu adalah bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadr), dan di bulan itu Allah jadikan puasa di siang harinya menjadi kewajiban (bagi yang mampu), dan bangun malam / shalat di malam harinya merupakan hal yang disunnahkan. Adapun ucapan ini juga diperkuat dengan hadits yang telah kita baca :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang bangun (shalat malam) dengan keimanan dan karena mengharap ridha Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu”.
Al Imam Ibn Hajar berkata dengan menukil ucapan hujjatul Islam Al Imam An Nawawi bahwa makna kalimat ( إحتسابا ) adalah kesungguhan niat untuk melakukan puasa karena Allah subhanahu wata’ala tanpa ada niat yang lain, adapun sebagian ulama lainnya menafsirkan makna kalimat tersebut adalah kesungguhan untuk berusaha memperindah puasanya yang tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi diperindah dengan melakukan juga hal-hal yang sunnah dalam berpuasa, yang diantara sunnah-sunnah puasa adalah mengakhirkan waktu makan sahur yaitu ketika telah mendekat waktu subuh, seperti contoh jika waktu subuh jam 04.30 maka sahurnya jam 04.00 , dan mempercepat buka puasa, memperbanyak membaca Al qur’an, beri’tikaf di masjid, dan lainnya dari sunnah-sunah yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun setiap sunnah-sunnah yang dilakukan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Imam An Nawawi bahwa pahala perbuatan baik di bulan Ramadhan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali lipat, kecuali ibadah puasa, karena ibadah puasa Allah subhanahu wata’ala yang akan memberikan balasan pahalanya, sebagaimana yang riwayatkan dalam hadits qudsi :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ : الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“ Setiap perbuatan anak Adam (manusia) dilipatgandakan (pahalanya) ; setiap satu kebaikan dilipatgandakan dengan 10 kebaikan hingga 700 kali lipat, Allah subhanahu wata’ala berfirman : “kecuali puasa, sesungguhnya itu (puasa) adalah untukKu dan Aku yang akan membalasnya (memberi pahalanya)”.
Dan disebutkan dalam khutbah rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa shalat di malam harinya adalah merupakan hal yang disunnahkan. Maka kembali kepada hadits yang disebut diatas, Al Imam An Nawawi menjelaskan dalam syarah Nawawiyah ‘alaa Shahih Muslim dan merupakan pendapat jumhur ulama’ bahwa makna kalimat (قام ) dalam hadits tersebut yang dimaksud adalah shalat tarawih. Dan dijelaskan oleh Al Imam An Nawawi bahwa dimasa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat tarawih dilakukan secara berjamaah kemudian dibubarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena khawatir dianggap sebagai hal yang wajib, kemudian dilakukan secara sendiri. Maka ketika itu shalat tarawih berjamaah tidak lagi diperbuat di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tidak pula di masa khalifah sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra. Akan tetapi di masa sayyidina Umar bin Khattab Ra shalat tarawih kembali dilakukan secara berjama’ah di masjid, yang kemudian dilanjutkan juga di masa khalifah sayyidina Utsman bin Affan, kemudian di masa khalifah sayyidina Ali bin Abi Thalib kw, dan berlanjut hingga masa para imam empat madzhab, namun ada sebagian kecil dari madzhab Imam Malik dan Imam Syafi’i yang melakukan shalat tarawih secara sendiri di masa Al Imam An Nawawi Ar. Namun yang telah kita ketahui tentunya shalat tarawih itu yang lebih utama dilakukan secara berjamaah karena hal ini merupakan pendapat jumhur para ulama’ dan para sahabat radiyallahu ‘anhum sejak masa khalifah sayyidina Umar bin Khattab, dimana mereka semua adalah orang-orang yang lebih mengetahui dan memahami diantara yang afdhal dan yang lebih afdhal, namun jika tidak memungkinkan untuk melakukannya secara berjamaah maka boleh dilakukan secara sendiri. Adapun mengenai jumlah rakaat shalat tarawih adalah 20 rakaat dan 3 rakaat shalat witir, dan tidak ada satu pun dari empat madzhab yang melakukan shalat tarawih kurang dari 23 rakaat beserta witir, kecuali di dalam madzhab Al Imam Malik yang melakukan shalat tarawih 41 rakaat di masjid An Nabawi. Maka tidak ada diantara mereka yang melakukan shalat tarawih 11 rakaat termasuk witir, akan tetapi hal itu juga tidak ada larangannya, karena yang disunnahkan sebagaimana hadits dan khutbah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah melakukan shalat sunnah di malam-malam bulan Ramadhan tanpa ada jumlah tertentu yang diwajibkan, namun tentunya yang afdhal adalah mengikuti apa yang telah diperbuat oleh para shahabat dan para imam RA.
Kemudian dalam khutbah tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan bahwa perbuatan-perbuatan sunnah di bulan Ramadhan maka pahalanya sama dengan pahala melakukan perbuatan yang fardhu (wajib) di selain bulan Ramadhan, dan melakukan satu perbuatan wajib di bulan Ramadhan sama dengan melakukan 70 perbuatan wajib di selain bulan Ramadhan. Bahkan disebutkan dalam riwayat Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim bahwa amal perbuatan di bulan ramadhan pahala perbuatan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali lipat bahkan lebih. Demikian keagungan rahasia bulan Ramadhan. Disebutkan juga dalam khutbah tersebut bahwa bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan balasan dari kesabaran adalah surga. Sebagaimana kesabaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat agung bersama para sahabatnya dari kaum muhajirin dan anshar, dimana di bulan Ramadhan telah terjadi perang Badr Al Kubra, padahal bulan Ramadhan merupakan bulan penuh kesabaran, namun mengapa justru perang Badr Al Kubra terjadi di bulan itu?, karena dari peperangan itu bukan karena ingin pemusuhan atau ingin menghancurkan, akan tetapi tujuan peperangan itu adalah demi menegakkan dan membela agama Islam dari serangan kaum Quraisy, setelah kesabaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya yang berkesinambungan selama belasan, dimana selama 13 tahun di Makkah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para pengikutnya terus dianiaya dan dipersulit hingga setelah hijrah ke Madinah pun hal itu terus terjadi, hingga tibalah waktu dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat ingin memboikot kafilah Abu Sofyan yang akan masuk ke kota Makkah dengan tujuan mengambil sandang pangan yang akan masuk ke kota Madinah, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ingin memberikan teguran atas perbuatan orang quraisy terhadap umat Islam. Adapun keluarnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para pengikutnya bukanlah dengan tujuan memerangi kaum Quraisy, namun setelah kaum kuffar quraisy mengetahui hal itu maka mereka pun keluar dengan 3000 pasukan lengkap dengan senjata untuk melawan kaum muslimin, sehingga terjadilah perang Badr Al Kubra. Dan pasukan kaum muslimin di saat itu adalah 313 orang, akan tetapi meskipun dengan jumlah yang sedikit itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih memerintahkan kepada kaum muslimin untuk tidak memukul kaum wanita, anak-anak kecil, dan 0rang-orang yang tidak bersenjata, serta tidak menyerang sebelum mereka menyerang terlebih dahulu. Dua pasukan yang sangat tidak seimbang, dimana pasukan kafir Quraisy yang berjumlah 3000 orang itu, mereka lengkap dengan senjata dan perlengkapan perang yang lainnya, sedangkan pasukan umat Islam hanya berjumlah 313 orang, dimana hanya sebagian saja yang memiliki kuda, sebagian saja yang memiliki senjata. Namun meskipun keadaan demikian, kemenangan tetap didapatkan oleh kaum muslimin dengan kemenangan yang dahsyat di Badr Al Kubra, dengan doa yang dahsyat dari makhluk termulia di malam 17 Ramadhan dan diantara doa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah :
اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ أَنْ لاَ تُعْبَدَ بَعْدَ الْيَوْمِ
“ Wahai Allah, kecuali jika Engkau berkehendak untuk tidak disembah setelah hari ini”
Mengapa demikian?, karena yang ditinggal di Madinah hanyalah kaum wanita dan anak-anak, sedangkan semua kaum lelaki pergi mengikuti perang Badr, dan jika jumlah pasukan yang hadir di perang Badr itu dibantai dan dikalahkan oleh kaum quraisy, maka tidak ada lagi yang akan mempertahankan dan menyebarkan Islam di muka bumi. Maka keesokan harinya di saat perang Badr berlangsung, Allah subhanahu wata’ala menurunkan 5000 pasukan malaikat untuk membantu kaum muslimin dalam perang Badr, padahal 1 malaikat saja telah cukup untuk melawan pasukan kafir Quraisy, namun mengapa Allah subhanahu wata’ala menurunkan sebanyak 5000 malaikat, hal ini adalah untuk memuliakan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, ketika malaikat Jibril bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “Wahai Rasulullah, bagaimana keadaan orang-orang yang ikut dalam peperangan Badr Al Kubra?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “ Mereka adalah sebaik-baik kelompok dari ummatku”, kemudian Jibril berkata : “Begitu juga malaikat yang diturunkan untuk membantu ahlu Badr adalah sebaik-baik malaikat dari seluruh malaikat”.Dalam perang Badr itu telah bersatu kaum Muhajirin dan Anshar, serta para ahlu bait (keluarga) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam satu kesatuan kalimat لا إله إلا الله محمد رسول الله, dimana satu panji dipegang oleh kaum muhajirin yaitu sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw, dan satu panji yang lain dipegang oleh kaum Anshar yang berakhir dengan kemenangan yang dahsyat bagi kaum muslimin, demikian agungnya rahasia pertolongan Allah subhanahu wata’ala kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para pecinta beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Disebutkan juga dalam khutbah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa bulan Ramadhan adalah bulan penuh simpati yaitu saling membantu satu sama lain, saling peduli antara satu dan lainnya, serta di bulan Ramadhan orang-orang yang beriman akan ditambah rizkinya oleh Allah subhanahu wata’ala, maka janganlah sekali-kali merasa berat atau takut untuk mengeluarkan shadaqah di bulan Ramadhan ini. Dan dalam khutbah tersebut dikatakan barangsiapa yang memberikan buka puasa untuk orang yang berpuasa maka ia akan mendapatkan pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka, serta baginya pahala puasa seperti orang yang berpuasa dan tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa. Ketika mendengar hal itu, para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami memiliki sesuatu untuk memberi makan orang yang berpuasa”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Pahala ini juga diberikan oleh Allah kepada orang yang memberi makan untuk orang yang berpuasa dengan sebutir kurma atau seteguk air atau susu”. Jadi tidak harus memberi makan dengan makanan yang enak atau banyak, namun meskipun dengan memberi makan orang yang berpuasa dengan sebutir kurma, atau seteguk air atau susu maka pengampunan Allah dan pembebasan dari api neraka akan didapatkan. Kemudian disebutkan dalam khutbah tersebut bahwa bulan Ramadhan awalnya adalah rahmat (kasih sayang) Allah, dan pertengahannya adalah pengampunan Allah, serta akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Maka tidak ada keselamatan yang lebih agung dari selamatnya seseorang dari api neraka, selamat dari kemurkaan Allah subhanahu wata’ala yang terbesar dan masuk ke dalam api neraka. Oleh karena itu di bulan Ramadhan merupakan bulan untuk kita berjuang agar mencapai kepada keluhuran dan keridhaan Allah subhanahu wata’ala. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam khutbah tersebut bahwa barangsiapa yang meringankan (pekerjaan) budaknya di bulan Ramadhan maka Allah subhanahu wata’ala mengampuni dosanya, namun di zaman sekarang sudah tidak ada lagi perbudakan. Disebutkan pula di bulan Ramadhan untuk memperbanyak melakukan 4 hal, dimana 2 hal yang pertama akan membuat Allah subhanahu wata’ala ridha, dan 2 hal yang lainnya merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh kita. Dua hal yang pertama adalah mengucapkan syahadat (أشهد ألا إله إلا الله ), dan beristighfar atau meminta ampunan kepada Allah subhanahu wata’ala (أستغفر الله العظيم ), adapun dua hal lainnya yang merupakan hal yang sangat kita butuhkan adalah meminta kepada Allah untuk dimasukkan ke dalam surga dan dijauhkan dari api neraka. Dan 4 hal tersebut adalah ucapan yang sering kita dengar yaitu :
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
“ Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah, aku memohon ampunan kepada Allah, aku memohon kepada Mu surga dan berlindung kepadaMu dari api neraka”
Serta disebutkan bahwa orang yang memberi makan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan hingga kenyang, tidak hanya seperti yang tadi disebutkan yaitu hanya sekedar memberi sebutir kurma atau seteguk air atau susu, akan tetapi memberinya makan hingga kenyang maka ia akan diberi minum dari telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi dimana setelah itu ia tidak akan merasa haus selama-lamanya hingga ia masuk ke surga. Jadi sudah selayaknya di bulan Ramadhan ini setiap umat Islam untuk tidak hanya memikirkan makanan untuk dirinya sendiri, akan tetapi juga memperhatikan orang lain yaitu dengan memberi mereka makanan atau buka puasa, karena dengan hal itu seseorang akan mendapatkan janji dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu meminum air dari telaga beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Haidirin hadirat yang dimuliakan Allah
Insyaallah kita berjumpa di majelis malam Selasa yang akan datang serta majelis-majelis harian yang lainnya, dan perlu juga diketahui bahwa besok tanggal 17 Juli 2012 adalah majelis Forum Pemuda Muslim Maluku bertempat di daerah Kalimalang. Begitu juga pendaftaran majelis di bulan Ramadhan masih tetap kita buka, karena majelis di bulan Ramadhan tentunya lebih utama daripada majelis di hari-hari lainnya, sebagaimana ibadah di bulan Ramadhan lebih utama daripada bulan lainnya. Para salafusshalih di bulan Ramadhan mereka selalu memenuhi hari-harinya dengan ibadah khususnya memperbanyak membaca Al qur’an di siang atau malam harinya, dan di malam harinya melaksanakan shalat tarawih, seperti yang terjadi di Tarim Hadramaut di beberapa masjid setelah mereka selesai shalat Isya’ di awal waktu, mereka langsung melaksanakan shalat tarawih, ada juga yang melakukan shalat tarawih di masjid lain pada jam 20.30, dan di masjid yang lain ada yang melakukan shalat tarawih pada jam 22.00, di masjid yang lain ada yang melakukan shalat tarawih pada jam 23.30 atau 00.30, hingga jama 02.30 diantara mereka masih ada yang melakukan shalat tarawih, sehingga bagi orang yang mampu maka bisa menghadiri shalat tarawih sampai 3 kali atau lebih dalam satu malam dengan berpindah-pindah dari masjid satu ke masjid yang lainnya. Dan mereka juga tetap melakukan dzikir atau shalawat namun tidak secara berjamaah, tetapi secara sendiri. Adapun kita tetap membuka majelis di bulan Ramadhan ini adalah untuk membuka kesempatan bagi yang ingin melakukannya secara bersama, yang mungkin banyak diantara kita yang tidak mampu untuk melakukannya secara sendiri, oleh sebab itulah majelis-majelis di bulan Ramadhan tetap kita buka.
Kemudian acara kita pada tanggal 17 Ramadhan yang akan datang, yaitu malam nuzulul Alqur’an dan juga haul Ahlu Badr dengan dzikir يا الله sebanyak 1000 kali di Monas, dan insyaallah akan ada sambutan langsung melalui streaming oleh guru mulia Al Musnid Al ‘Arif billah Al Habib Umar bin Salim bin Hafidh dari Tarim Hadramaut, semoga acara ini sukses dan penuh barakah amin allahumma amin. Acara dan doa yang agung di malam turunnya Al qur’an, serta 17 Ramadhan yang merupakan hari kemenangan Ahlu Badr itu juga bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945 hari kemerdekaan RI, negara kaum muslimin terbesar di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa Allah subhanahu wata’ala telah memberikan anugerah besar kepada bangsa Indonesia untuk mengalahkan sekutu, dan kita memohon kepada Allah subhanahu wata’ala semoga Jakarta yang menjadi Ibukota dan benteng negara muslimin terbesar di dunia ini dijaga oleh Allah dari gangguan-gangguan yang ingin menghancurkannya, dimana mana kota Jakarta ini sedang kita bangun untuk menjadi kota yang makmur penuh dengan iman dan kedamaian, maka semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan pertolongan untuk kota Jakarta dan kota-kota serta wilayah-wilayah lainnya di negeri Indonesia, dan juga untuk seluruh negara dan wilayah ummat Islam di barat dan timur sebagaimana pertolongan dan kemenangan yang diberikan kepada Ahlu Badr, dan senantiasa dalam lindungan Allah subhanahu wata’ala. Selanjutnya kita berdoa bersama semoga Allah subhanahu wata’ala melimpahkan rahmat dan kebahagiaan serta mengabulkan seluruh hajat kita, memberikan kesuksesan kepada kita di dunia dan akhirat, dan semoga yang sedang dalam musibah diantara kita Allah angkat musibahnya dan digantikan dengan anugerah, serta musibah-musibah yang akan datang kepada kita segera disingkirkan oleh Allah dan digantikan dengan anugerah dari Allah subhanahu wata’ala…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
(Ucapkanlah bersama-sama)
يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم …لاَإلهَ إلَّاالله…لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ…لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ…لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ…مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
===============
Kita bacakan hadiah buat ALLAAHu yarham Habibana Munzyr Al Musawa mu'assis (pendiri) Majlis yang penuh barakah ini, mari bersama2 kita bacakan Al Fatihah buat beliau..

Selasa, 16 Juni 2015

Rasulullah SAW menjawab salam umatnya, Alhabib Muhammad Albagir bin Yahy...

Wasiat Sayyidina Al Allamah Al Habib Umar Bin Hafidz Dalam Menghadapi Bulan Ramadhan

Wasiat Sayyidina Al Allamah Al Habib Umar Bin Hafidz Dalam Menghadapi Bulan Ramadhan (Bagian II)
(Terjemahan dari www.alhabibomar.com)

Merupakan penyampaian dari Guru Mulia Sayyidina Al Habib Umar bin Hafidh dalam ceramah beliau di Akhir Sya’ban 1426H beberapa tahun silam, kami mengulas sebagian wasiat-wasiat Guru Mulia, bahwa seyogyanya ada 3 hal yang harus kita laksanakan di awal bulan Ramadhan, yaitu:

2. Menjaga diri dan berhati hati dari hal hal yg membuat kita terhalangi dan terusir dari kemuliaan Ramadhan, diantaranya adalah :

* Menjaga lidah kita dari berdusta dan menjaga pula perbuatan kita dalam kedustaan dan penipuan,

* juga ucapan ucapan buruk dan perbuatan buruk,

* dan dari berbuka puasa dengan makanan haram dan syubhat,

* dan dari perbuatan yang menjatuhkan pahala puasa seperti memandang aurat yang bukan muhrimnya,

* dan dari berdusta dan membicarakan aib orang lain,

* dan dari memutuskan hubungan silaturahmi,

* dan dari minum arak, ganja dan narkotika,

* dan dari dengki dan kebencian terhadap sesama muslimin, dan dari berbuat durhaka pada kedua orang tua.

Dan berhati – hatilah wahai mukimin dari berbuka puasa tanpa sebab yang jelas, Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya) : “Barangsiapa yang berbuka di hari ramadhan tanpa sebab sakit, atau safar, atau udzur syar’I lainnya, maka tiadalah ia akan bisa membayarnya walaupun ia berpuasa sepanjang masa” (HR Tirmidzi, Nasa’I, Abu Daud, Ibn Maajah, Ibn Khuzaimah dan Imam Baihaqi).

Maka berhati-hatilah wahai mukmin dalam menjaga keadaan puasamu, dan jangan pula kau berbuka puasa sebelum yakin telah tiba waktunya, karena sunnah untuk bersegera dalam buka puasa adalah setelah yakin sepenuhnya telah masuk waktu berbuka puasa. Wasiat Sayyidina Al Allamah Al Habib Umar Bin Hafidz Dalam Menghadapi Bulan Ramadhan (Bagian III)

(Terjemahan dari www.alhabibomar.com)
Merupakan penyampaian dari Guru Mulia Sayyidina Al Habib Umar bin Hafidh dalam ceramah beliau di Akhir Sya’ban 1426H beberapa tahun silam, kami mengulas sebagian wasiat-wasiat Guru Mulia, bahwa seyogyanya ada 3 hal yang harus kita laksanakan di awal bulan Ramadhan, yaitu:
3. Yang terakhir adalah bersungguh – sungguh dalam menghadapi hujan anugerah di bulan mulia ini, dan bersungguh – sungguh mendapatkan anugerah berlipat gandanya berbagai pahala dan di bentangkannya kesempatan untuk meraih derajat yang agung. Telah bersabda Rasulullah saw “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan bagi kalian berpuasa di siang harinya dan telah pulah mensunnahkan bagi kalian mendirikan shalat sunnah di malam harinya (tarawih), barangsiapa yang melakukan keduanya dengan keimanan dan kesungguhan, maka ia akan lepas dari seluruh dosanya sebagaimana saat ia baru dilahirkan oleh ibunya” (HR Imam Nasa’i).
Maka seyogyanya kita memperbanyak berbagai amal ibadah di bulan mulia ini, terutama menjaga shalat lima waktu dengan berjamaah, dan ketahuilah bahwa menjamu orang lain berbuka puasa merupakan hal yang agung pahalanya, sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya) :“Barangsiapa yang menyediakan buka puasa bagi yang berpuasa dibulan Ramadhan, maka diampuni seluruh dosanya, dan kebebasan baginya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala puasa tersebut” (HR Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya).
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya) : “Barangsiapa yang menyediakan buka puasa bagi orang yang berpuasa Ramadhan dengan makanan dan minuman yang halal, maka akan bershalawatlah para Malaikat baginya sepanjang waktu Ramadhan, dan akan bershalawatlah padanya Malaikat Jibril dimalam Lailatul Qadr” (Imam Thabrani).
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya) : “Diberikan untuk umatku dibulan Ramadhan lima hal yang tidak diberikan pada para Nabi sebelumku, yaitu saat malam pertama bulan Ramadhan, Allah memandangi mereka dengan iba dan kasih sayang-Nya, dan barangsiapa yang dipandangi Allah dengan Iba dan Kasih Sayang-Nya maka tak akan pernah disiksa selama selamanya, yang kedua adalah aroma tak sedap dari mulut mereka di sore harinya lebih indah dihadapan Allah daripada wanginya Misk (bau tak sedap orang yang berpuasa akan menyusahkan mereka dan akan membuat mereka merasa terhina, namun balasan untuk keridhoan mereka karena hal yang tak mereka sukai dan perasaan terhina itu adalah justru di sisi Allah hal itu sangatlah mulia), yang ketiga adalah sungguh para malaikat memohonkan pengampunan dosa bagi mereka sepanjang siang dan malam, yang keempat adalah Allah memerintah kepada Surga seraya berfirman (yang artinya) : Bersiaplah engkau (wahai surga), dan bersoleklah untuk menyambut hamba-hamba-Ku, aku iba melihat mereka, barangkali mereka mesti beristirahat karena kepayahan menghadapi kehidupan mereka didunia untuk menuju Istana-Istana Ku dan Megahnya Kedermawanan Ku, yang kelima adalah ketika malam terakhir dibulan Ramadhan maka diampunilah bagi mereka seluruhnya, maka bertanyalah seorang shahabat : apakah itu hadiah orang yang mendapatkan Lailatul Qadr Wahai Rasulullah ?, maka Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Tidak, bukankah bila kau melihat para buruh bila selesai dari pekerjaannya harus segera dilunasi upahnya?” (HR Imam Baihaqi).
Maka ketahuilah bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersungguh-sungguh dalam beribadah pada bulan Ramadhan, lebih dari kesungguhannya di bulan lain, dan Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam sangat teramat bersungguh-sungguh dalam beribadah di 10 malam terakhir Bulan Ramadhan lebih dari kesungguhannya di hari-hari Ramadhan lainnya, Maka berpanutlah pada Imam mu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, janganlah tertipu dengan mengikuti kebiasaan sebagian orang yang bersungguh-sungguh di awalnya dan bermalas-malasan di akhirnya, karena kemuliaan justru berpuncak pada akhirnya.
Wahai Allah perkenankan kami melewati kemuliaan Ramadhan, berpuasa dan menegakkan bermacam-macam amal mulia padanya, dari pembacaan Al Qur’an dan bertafakkur atas maknanya, serta menyambung silaturahmi serta berbuat baik dengan tetangga, dan selamat dari segala hal yang memnghalangi kami dari kemuliaannya, dan shalawat serta salam atas sang Nabi dan keluarga serta sahabatnya Walhamdulillahi Rabbil’Aalamiin…Aamiin.

Kamis, 11 Juni 2015

SEKILAS TENTANG PERNIKAHAN MENURUT SYARIAH ISLAM DAN SUNNAH-SUNNAH RASULULLAH SAW Nara sumber : KH. Khairullah Ramli

SEKILAS TENTANG PERNIKAHAN MENURUT SYARIAH 
ISLAM DAN SUNNAH-SUNNAH RASULULLAH SAW 
Nara sumber : KH. Khairullah Ramli. 
Beliau adalah seorang dai muda, beliau juga salah satu murid dari Ulama besar di 
Yaman Hadramaut AL Alamah Al Habib Umar Bin Hafidz. Sungguh beliau adalah salah 
satu ulama yang baik hati, lembut dan selama aku belajar dengannya tak pernah aku
melihat beliau marah.Bila aku melihatnya seakan-akan aku melihat gurunya,
tercermin akhlak dan budi pekerti seperti gurunya.
LAMARAN
Salah satu sunnah dalam melamar adalah khutbah lamaran. Beliau berkata khutbah
lamaran ini sangat jarang sekali dilakukan orang dizaman ini padahal Rasulullah Saw
melakukannya.
Lalu aku bertanya kepadanya
Apakah cukup khutbah lamaran tersebut ( bagi pihak pelamar dan pihak penerima
lamaran) pertama memuji Allah Swt, bersholawat kepada Rasulullah Saw dan kemudian
mengingatkan kepada yang hadir untuk bertaqwa kepada Allah Swt lalu kemudian
mengutarakan maksud kedatangannya bagi pelamar atau menerima bagi penerima
lamaran.
Beliau berkata yakfi ( cukup ).
NIAT MENIKAH
1. Beliau berkata inilah hal yang terpenting dalam menikah, Niat yang baik. Seperti
menikah dengan
- Niat ingin mendapatkan anak sholeh.
- Niat beribadah kepada Allah Swt
- Niat memperbanyak ummat Nabi Saw
- Niat ingin mewujudkan kebanggaan dan kegembiraan di hati Rasulullah Saw dihari
kiamat nanti, sebab beliau akan bangga dengan banyaknya
ummat yang datang pada beliau.
Berkata beliau mengutip perkataan gurunya Habib Umar bin Hafidz bahwa yang
dimaksud dengan kebanggaan Rasulullah disini, Nabi tidak bangga dengan sembarang
ummat yang datang padanya Saw . Yang dibanggakan oleh Rasulullah Saw adalah
ummatnya yang punya nilai disisi Allah Swt yaitu ummat yang dekat dengan Allah
Swt.
Dan pengaruh niat sangat besar terhadap anak. Jadi sebelum menikah niat lah yang
baik dan jangan menikah sekedar untuk melampiaskan nafsu. Niatlah dengan niat yang
baik seperti contoh- contoh niat diatas Insya Allah pernikahan yang dilandasi dengan
yang baik akan diterima, diberkahi oleh Allah Swt dan menggembirakan Rasulullah
Saw.
SERAH-SERAHAN DALAM ADAT BETAWI
2. Serah-serahan dengan Roti Buaya
Beliau mengingatkan umumnya masyarakat Jakarta atau betawi bila menikah dari
pihak pria membawa serah-serahan dan terdapat diserahan tersebut roti buaya.
Beliau berkata roti buaya hukumnya haram karana roti buaya adalah patung yang
diakhirat nanti sipembuatnya akan dipaksa oleh Allah Swt untuk meniupkan ruh
terhadap patung yang dibuatnya. Namun adat kita saja yang menyalahi syariat.
Maka beliau berpesan untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Atau tetap dengan
roti buaya tetapi ada bagian roti tersebut yang dipotong, dan dipastikan bagian
yang terpotong adalah bagian yang bila dipotong buaya tersebut tidak akan hidup.
Misal memotong kepalanya.
Dan bila jelek dilihat orang akan roti buaya tanpa kepala tersebut, maka bolehlah
kita mengakalinya dengan mengasih jarak antara kepala yang sudah dipotong dengan
bagian badan dan agar lebih indah tutupilah / hiasilah dengan pita atau lainnya
bagian yang terpotong tersebut. ( yang penting dalam hal ini roti buaya tersebut
sudah dipotong ), sambil tersenyum beliau berkata beginilah syariah.
BERSANDING KETIKA MENIKAH
3. Beliau berkata hukumnya haram. Hal ini terjadi dizaman sekarang saja karena
mengikuti sinetron di televisi dan bukan adat muslim dan yang lebih parahnya
mereka melakukannya di masjid padahal itu haram menurut syariah. Lalu beliau
berkata tinggalkanlah perihal haram ini dan cukup walinya saja bagi pihak wanita yang
menjadi penerima pernikahan dan pengantin wanita tetap dikamar.
KESALAHAN-KESALAHAN PENGHULU MENURUT SYARIAH
4. Disini perlu dipahami bahwa salah satu tugas utama penghulu adalah mencatat,
mereka adalah petugas pemerintah untuk mencatat penduduk yang menikah.
- Didalam mencatat penghulu membutuhkan tanda tangan dua mempelai. Perlu
diperhatikan dalam hal ini jangan membiarkan penghulu meminta langsung tanda
tangan kepada wanita yang sudah sah menjadi istri anda, sebab penghulu bukan
mahrom dari wanita tsb dan tindakan penghulu ini hukumnya haram. Lebih baik
sipengantin pria atau bapak atau mahrom wanita tsb yang menghampiri wanita untuk
meminta tanda tangan tsb.
- Biasanya ada juga penghulu yang kurang mengerti, setelah selesai dinikahkan
sipenghulu mendatangi wanita untuk meyerahkan buku nikah dan menggiring siwanita
untuk bersanding dengan pengantin pria untuk memperlihatkan buku nikah kepada
yang hadir di majelis pernikahan tersebut, dan perbuatan ini hukumnya haram.
Dalam permasalahan ini beliau menyarankan sebelum pernikahan ketika kita mendaftar
dikantor KUA, sebaiknya mengingatkan penghulu tentang hal-hal diatas, sehingga
acara bisa berjalan dengan baik dan Allah Swt redo dengan pernikahan ini.( Penghulu
di ingatkan tentang hal ini sebelum acara )
KETIKA WALIMAH
5. Jangan meninggalkan sholat yang wajib sebab tidak ada alasan yang cukup kuat
untuk mengqodho atau meninggalkan sholat. Kecuali wanita haidh. Sebab
dikhawatirkan kedua mempelai menganggap remeh sholat dan memudah-mudahkannya.
Didalam walimah sebaiknya kedua mempelai jangan bersanding sebab tidak dibenarkan
didalam syariah dan yang lebih bagus dipisah (dihijab) antara wanita dan laki-
laki.Maksudnya pengantin pria dengan tamu-tamu pria dan sebaliknya pengantin
wanita dengan tamu-tamu wanita.
Dan afdholnya pelaksanaan walimah adalah setelah berhubungan, maksudnya menikah
kemudian berhubungan barulah melaksanakan walimah.lalu beliau juga berkata hukum
walimah adalah sunnah.
MAHAR
6. Mahar itu harus suci, tidak boleh barang yang najis, tidak boleh barang yang
haram seperti khomar dll.
Bila berupa mas permata berkata beliau jumlahnya bermusyawarah dengan pihak
keluarga atau berpatokan dengan keluarga kakak wanita calon pengantin wanita yang
telah menikah terlebih dahulu ( bila mampu ) namun bila tak mampu semampunya
saja.
Mahar adalah hak istri, boleh hutang dan tunai. Namun bila hutang atau mungkin
disuatu hari mahar tersebut terpakai karena kebutuhan baik kebutuhan pribadi
suami atau kebutuhan bersama untuk keluarga seperti makan sehari-hari dll. sipria
( suami ) wajib membayar hutang tersebut, namun bila si istri redo maka suami
lepas dari kewajiban membayar hutang tersebut.
WAKTU YANG BAIK UNTUK MENIKAH
7. Beliau berkata sebenarnya waktu yang baik untuk menikah adalah mengikuti
sunnah Rasulullah Saw yaitu : Harinya hari Jum’at di bulan Syawal dan dilangsungkan
pernikahan tersebut dimasjid.
MALAM PERTAMA
8. Beliau berkata Sebelum mendekati istri disunnah kan
1. Sholat 2 rakaat secara berjamaah yaitu sholat sunnatul wiqo’.
Rakaat pertama dan kedua disunnahkan setelah membaca surat Al fatihah kemudian
membaca surat AL Ikhlas 3x.
2. Membaca doa :
ﺃﻟﻠﻬﻢ ﺑﺎﺭﻙ ﻟﻰ ﻓﻲ ﺃﻫﻠﯽ ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻷﻫﻠﯽ ﻓﻲ،ﺃﻟﻠﻬﻢ ﺍﺭﺯﻗﻬﻢ ﻣﻨﻲ ﻭﺍﺭﺯﻗﻨﻲ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺍﺭﺯﻗﻨﯽ
ﺍﻟﻔﻬﻢ ﻭﻣﻮﺩﺗﻬﻢ ﻭﺍﺭﺯﻗﻬﻢ ﺍﻟﻔﯽ ﻭﻣﻮﺩﺗﯽ ﻭﺣﺒﺐ ﺑﻌﻀﻦ ﺇﻟﻰ ﺑﻌﺾ
4. Kemudian si pria mencucikan kedua tangan dan kedua kaki si Istri dengan
membaca Bismillahirrahmanirrahim lalu bersholawat kepada Rasulullah Saw dan air
bekas cucian tersebut diberi wadah / dikumpulkan kemudian air tersebut dipercikan
kesemua sudut rumah dan kamar kalian.
Dikitab Qurrotul U’yuun, disini ditulis didalam hadist “Barang siapa yang melakukan
ini Alloh Swt akan jaga keluarganya dari keburukan dan dari syaitan”
5. Lalu pegang ubun-ubun dengan tangan kanan istri sambil berdoa :
ﺃﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﺧﻴﺮﻫﺎ ﻭﺧﻴﺮ ﻣﺎﺟﺒﻠﺘﻬﺎ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﺃﻋﻮﺫﺑﻚ ﻣﻦ ﺷﺮﻫﺎ ﻭﺷﺮ ﻣﺎﺟﺒﻠﺘﻬﺎ ﻋﻠﻴﻪ
Didalam hadist Nabi Saw pada kitab Qurrotul U’yuun disini tertulis “Barang siapa
yang melakukan ini Allah Swt berikan padanya kebaikan perempuan itu, dan Allah Swt
jaga dari kejahatannya.”
6. Kemudian setelah itu bacalah surat Yasin, Waqiah, Adhuha, Alam nashr ,An nashr
( iza jaa ) dan ayat kursi masing-masing baca 1x.
Kemudian baca surat Al qodar ( inna anzalna ) baca 3x
7. Setelah itu pegang leher Istri sambil mengucap Yaa Rakiib ( Yang Maha
Mengawasi ) sebanyak 7x . Kemudian membaca
ﻓﺎﻟﻠﻪ ﺧﻴﺮ ﺣﺎﻓﻈﺎ ﻭﻫﻮ ﺃﺭﺣﻢ ﺍﻟﺮﺍﺣﻤﻴﻦ
Dan di kitab Qurrotul U’yuun juga disini ditulis dalam hadist Barang siapa yang
melakukan ni akan allah jaga keluarganya dari pada apa-apa yang dia khawatirkan dari
keburukan terhadap keluarganya
Demikianlah sebagian kecil hal-hal tentang nikah dan sunnahnya, semoga bermanfaat
Dan semoga Allah Swt memberkahi kalian. 

Rabu, 10 Juni 2015

SEJARAH & ARTI LOGO ح DARKAH YA AHLAL MADINAH YA TARIM WA AHLAHA


LOGO ح DARKAH YA AHLAL MADINAH YA TARIM WA AHLAHA
Pernah melihat logo ism seperti dibawah? Logo ism yang sering dijumpai di berbagai majelis-majelis ta’lim/maulid. Ada yang menggunakan logo ini di spanduk, umbul-umbul, bendera, jaket, dll. atau dalam bentuk stiker.
logo apa itu…? Huruf ‘ح’ ditengah dengan ukuran yang cukup besar, kemudian di atasnya bertuliskan “Darakah Ya Ahlal Madinah”, di bawahnya bertuliskan “Ya Tarim Wa Ahlaha”, di samping kanannya bertuliskan lafzhul jalalah yang berbunyi يا فتاح”Ya Fattah” dan di samping kirinya يا رزاق “Ya Rozzaaq”. Di atas huruf ‘ha’ bertuliskan angka 1030 dan di tengah huruf ‘ha’ bertuliskan angka 110.
Mengenai ism seperti itu dan yang semacamnya maka hal itu merupakan tabarruk dan tawassul kepada hal yang mulia.
Sedangkan ism di atas sendiri adalah tabarruk dan tawassul kepada al Imam al Habib Abdullah bin al Haddad, seorang wali yang sangat masyhur, cucu Rasulullah SAW dari Sayyidina Husain bin Al Imam Amirul Mu’minin Ali bin Abu Thalib, suami Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah Muhammad SAW.
Beliau adalah penyusun Ratib al Haddad, Wirdullatif yang banyak diamalkan oleh muslimin di berbagai penjuru dunia, juga Kitab Risalatul Muawanah, Nashoihud Diniyah, dll.
LOGO ح DARKAH YA AHLAL MADINAH YA TARIM WA AHLAHA
Dijelaskan oleh Habib Munzir al Musawa: sumber
“Darkah ya ahlal madinah” maksudnya adalah bertawassul pada shohibul Madinah yaitu Rasul saw. “Yaa Tarim wa ahlaha” adalah tawassul kepada para shalihin dan lebih dari 10 ribu wali yang dimakamkan di pemakaman Zanbal, Fureidh, dan Bakdar, yang pada pekuburan zanbal itu juga terdapat Ashabul Badr utusan Sayyidina Abubakar Asshiddiq r.a.yang wafat di sana. “110” melambangkan marga Ibn Syeikh Abubakar bin salim (dzuriyyah Rasulullah saw). “1030” melambangkan marga Al Habsyi (dzuriyyah Rasulullah saw).
Sesuai faham ahlussunnah wal jam’ah, azimat (Ruqyyat) dengan huruf arab merupakan hal yang diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Allah SWT.
Sebagaimana dijelaskan bahwa azimat dengan tulisan ayat atau doa disebutkan pada Kitab Faidhulqadir Juz 3 hal 192, dan Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal.316/317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata-mata adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat-ayat Alqur’an dan kalimat-kalimat mulia lainnya.
Namun tentunya manfaat dan kemuliaannya bukan pada tulisan dan stiker itu, tapi tergantung pada penggunannya, dan bila anda ingin menggunakannya maka boleh ditempel di pintu atau lainnya sebagai tabarruk dengan nama Imam Al Haddad rahimahullah.
Mengenai tawassul, Allah swt sudah memerintah kita melakukan tawassul, tawassul adalah mengambil perantara makhluk untuk doa kita pd Allah swt.
Allah swt mengenalkan kita pada Iman dan Islam dengan perantara makhluk Nya, yaitu Nabi Muhammad saw sebagai perantara pertama kita kepada Allah swt, lalu perantara kedua adalah para sahabat, lalu perantara ketiga adalah para tabi’in, demikian berpuluh-puluh perantara sampai pada guru kita, yang mengajarkan kita islam, shalat, puasa, zakat dll, barangkali perantara kita adalah ayah ibu kita, namun diatas mereka ada perantara, demikian bersambung hingga Nabi saw, sampailah kepada Allah swt.
Allah swt berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah/patuhlah kepada Allah swt dan carilah perantara yang dapat mendekatkan kepada Allah SWT dan berjuanglah di jalan Allah swt, agar kamu mendapatkan keberuntungan” (QS.Al-Maidah-35).
SEJARAH TULISAN DARKAH
wawancara bersama Habib Abubakar bin Abdurrahman Alhaddad – Tanjung Gang 2 Kota Malang Jawa Timur.Siapa sangka jika penyusun dari Lambang Darkah ini berasal dari kota Malang , beliau adalah Al Habib Abu Bakar bin Abdurrahman AlHaddad, Lambang Huruf ‘ha’ di tengah dengan ukuran yang cukup besar, kemudian di atasnya bertuliskan “Darakaah Yaa Ahlal Madiinah”, di bawahnya bertuliskan “Yaa Tariim Wa Ahlahaa”, di samping kanannya bertuliskan lafdzul jalalah yang berbunyi “Yaa Fattaah” dan di samping kirinya “Yaa Rozzaaq”, sedangkan di atas huruf ‘ha’ bertuliskan angka 1030 dan di tengah huruf ‘ha’ bertuliskan angka 110 seperti keterangan gambar, merupakan hasil karya beliau yang terinspirasi dari beberapa kisah sohibul maulid simtutdhurrar. Beliau yang lulusan dari Pondok Pesantren Darut Tauhid ini berinisiatif membuat lambang Darkah berawal dari kisah Habib Ali Al Habsyi (Sohibul Maulud, pengarang Simtud Dhurar) pada awalnya beliau membuat tanda untuk setiap kiriman dengan memakai angka 110, disebabkan karena saat itu beliau, hb. Ali alhabsyi, sering kali mendapatkan kiriman-kiriman dari luar negri, dan kiriman tersebut seringkali tidak sampai kepada beliau, kemudian Petugas pengirim Surat (Pak Pos) nya diminta untuk membuat tanda, agar setiap ada kiriman barang/surat tidak hilang kirimannya, kemudian beliau membuat Kha’ disertai dengan huruf 110, 110 itu sendiri merupakan jumlah bobot nilai huruf hijaiyyah yang merangkai kata ‘ALI’ dalam kitab Aqidatul Awwam pada halaman terakhir ada rumusannya , sedangkan gabungan 110 dan kha’ itu ada sekitar tahun 1980 an , atas inisiatif dari Hb. Ali bin Muhammad Alhaddad dan Hb. Segaf bin Muhammad Ba’ Agil.
Adapun penulisan kalimat darkah yaa ahlal madinah adalah inisiatif dari Hb. Abu bakar sendiri, yg diambil dari Qosidah Hb. Muhammad bin Idrus, yang banyak berisi tentang tawasul-tawasul dengan Ahlul Madinah (Rosulullah SAW beserta keluarganya, sahabatnya), termasuk juga kalimat Yaa Tarim Wa Ahlaha, yang merupakan tawassul kepada para shalihin dan lebih dari 10 ribu wali yang dimakamkan di pemakaman Zanbal, Fureidh, dan Akdar, yang pada pekuburan Zanbal itu juga terdapat Ashhabul Badr utusan Sayyidina Abubakar ash-Shiddiq Ra.yang wafat di sana. kemudian penerapan Lambang Darkah ini pada awalnya dulu bukan berbentuk bulat dan bertuliskan kalimat tawasul tadi, melainkan hanya berupa lambang Kha’ dan huruf 110 dan 1030 saja, kemudian berkat saran dari paman beliau yang bernama hb. Abdul Qodir bin Husin Al Haddad, maka lambing tersembut ditambah lah dengan wiridannya dari abahnya hb.husen, yaitu yaa Fattah yaa rozak, dengan niatan supaya dapat fadlilah wiridannya Hb. Husen bin Muhammad Alhaddad. Siapa sangka bahwa Logo yang sudah dikenal di seluruh dunia di kalangan habaib maupun muhibbin ini sudah mencapai Negara Malaysia, Singapore, Abu Dabi, Kuwait.
Setelah berjalan lama Lambang ini, sempat nyaris hilang, kemudian Lambang / ism yang sering dijumpai di berbagai majelis-majelis ta’lim/maulid. Ada yang menggunakan logo ini di spanduk, umbul-umbul, bendera, jaket, dll. atau dalam bentuk stiker, sampai mobil-mobil di kaca belakangnya ditempel stiker lambang ini.
Lambang yang sebenarnya adalah suatu Ajimat (Ruqyat) bukan Logo suatu organisasi tertentu ini, kalau di kaji di kitab-kitab , maka lambang ini tidak akan diketemukan dikitab manapun, karena lambang ini ada karena habib Abu bakar bin Abdurrahman alhaddad menyusunya digunakan untuktafa’ul –an(mengharap berkah). Adapun hitungan 1030 itu berasal dari hitungan kalimat amanatullah wa rosuluh wal Abdullah alhaddad, yang ditujukan kepada kepada al-Imam al-Habib Abdullah bin Alwiy al-Haddad, dimana hitungan ism terssebut merupakan inisiatif dari para ulama’ kota Tarim Yaman.
Sesuai faham Ahlussunnah wal Jama’ah, ‘azimat (Ruqyat) dengan huruf arab merupakan hal yang diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Allah Swt. Sebagaimana dijelaskan bahwa azimat dengan tulisan ayat atau doa disebutkan pada Kitab Faidhul Qadir Juz 3 halaman 192, dan Tafsir Imam Qurthubi Juz 10 halaman 316-317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata-mata adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat-ayat al-Qur’an dan kalimat-kalimat mulia lainnya.
Sumber ( Tulisan ini telah di muat di Majalah Riyadlul Jannah dan dimuat juga di Tabloid Media ummat ).

Mereka pun memeluk Islam

Para cendekiawan Barat memeluk Islam atas kesadaran sendiri, bukan karena hasil usaha misi Islam. Apa sebabnya?

Jawab:

Umumnya di antara mereka (orang Barat) gemar mem­baca. Rupanya dengan membaca buku Islam dan nilai-nilai ajar­an Islam di Al-Qur an, mereka menemukan kebenaran. Banyak dari mereka yang terus mencari dan tidak puas dengan agama Katolik atau Protestan. Mereka menjadi sadar dan mendapat kepuasan batin kemudian memeluk Islam.

Ada beberapa orang yang menceritakan kepada saya alas­an kenapa memilih Islam. Di antaranya mereka berkata. "Saya mempelajari Islam dan saya yakin bahwa risalahnya benar. Muhammad sebagai utusan Allah bisa dibuktikan kebenaran­nya. Kalau saja ia bohong, tentunya ada maksud-maksud ter­tentu yang hanya untuk kepentingan pribadi. Maksud mencari pengaruh, kekuasaan, harta, dan lain-lain."

Muhammad pernah ditawari menjadi raja, berkuasa tanpa bersusah-payah, ditawari harta untuk menghentikan kegiatan­nya, tetapi ia menolak. Bagi manusia yang tidak berprinsip, tawaran seperti itu bisa mengubah pendirian. Bahkan pada saat-saat terakhir beliau, harta yang melimpah ruah yang sam­pai ke tangannya dibagi untuk kepentingan umat. Sabdanya, "Peninggalan saya tidak boleh diwariskan, semua untuk sede­kah (untuk umat)." Begitu tinggi akhlaknya, membuat saya benar-benar percaya.

Pengakuan lain dari seorang wanita kepada saya, katanya," Muhammad dijaga dan dilindungi oleh beberapa orang saha­bat Mereka takut kalau Muhammad diganggu keselamatan jiwanya" Kemudian Muhammad berkata kepada para sahabat­nya," Akhirilah penjagaan kalian, karena Allah sudah menjamin akan menjaga keselamatanku."

Firman Allah SWT:

"Allah memelihara kamu dari gangguan manusia." (al-Maa'idah: 67)

Kalau Muhammad penipu, tentunya ia tidak akan menipu dirinya sendiri. Dia tidak akan membiarkan keselamatan diri­nya terancam. Kalau saja beliau tidak yakin bahwa Allah men­jamin keselamatannya, pasti tidak akan dihentikan penjagaan para sahabat terhadap dirinya.

Cerita ketiga, juga tentang cendekiawan Barat, secara ter­buka ia berkata, 'Tuduhan kepada Muhammad bahwa Al-Qur an itu hasil karangannya, adalah tidak benar. Saya tantang kepada siapa saja, apabila ada seorang jenius di muka bumi ini yang dapat mengarang tiga susunan tutur kata (ustuub).

Pertama, susunan kata dan bahasa Al-Qur'an. Kedua, su­sunan kata-kata hadits Qudsi. Ketiga, susunan kata-kata hadits Nabawi. Tidak ada satu manusia jenius pun yang dapat men­ciptakan dan menyusun kata (usluub) sampai tiga tingkatan dengan saling berbeda gaya serta kekuatan yang sangat tinggi dan bermutu itu."

Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab Karya Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi

Source : Habib Ahmad Novel Jindan

Berita terkini mengenai Majelis Rasulullah SAW

AlhmdLLAAH berkat doa anak2 ku jama'ah Majlis RasuluLLAAH SAW dan para pencinta Sayyidina Muhammad SAW semua..
Acara shooting "TEMPO HARI" TV ONE bekerjasama dengan Majlis RasuluLLAAH SAW berjalan sukses..
Acara ini menggali kenang2 An dakwah Habibana Munzyr Al Musawa di Indonesia dan perjuangan beliau menegakkan Dakwah Aswaja..
Insya ALLAAH akan ditayangkan pada bulan Ramadhan, semoga ini bisa mengobati kerinduan kita pada ALLAAHu yarham Habibana Munzyr..
Dan menyemangati kita tentang makna keikhlasan, perjuangan dan pengorbanan dalam dakwah dan semoga kita bisa meniru beliau dalam berlari menuju ALLAAH SWT walau ditengah sakit berat yg mendera dan ditengah segala kekurangan..
Panji2 Sayyidina Muhammad SAW harus tetap tegak berdiri, meski diri harus hancur dalam menegakkannya, senyum Sang Rasul di Yaumil Akhir adalah bak api yg mengobarkan semangat perjuangan dalam diri kita..
Aamiin ya RABB..

Selasa, 09 Juni 2015

Habib Mundzir bin Fuad almusawa bercerita

Habib Mundzir bin Fuad almusawa bercerita :
Slh satu dr guru sy, Al-Habib Ali Almasyhur bin Hafidz beliau adlh mufti Tarim & kakak Guru mulia kita Al-Habib Umar bin Hafidz.
Dimana ktika itu msh zaman perang mk sngt sulit utk kita mendptkn kendaraan, sehingga beliau lah yg dtg kpd kita dgn kendaraannya utk mngajar kita.
Ktika itu bln Ramadhan, dimana kebiasaan org2 disini mereka pd pulang kampung, namun di Tarim pd bulan Ramadhan majelis ta'lim terus brjalan, bahkan di sore hari idul Fitri atau idul Adha mreka tetap mngadakan ta'lim.
Kmudian Hb Ali almasyhur menentukan akan diadakan ta'lim dibln Ramadhan tiap jam 11:00 siang sampai 12:30 yg kebetulan wkt zhuhur ktika itu adlh jam 13:00 siang dan diwkt itu panas matahari sgt terik yg panasnya bs mencapai 45 celcius, hingga jika telur mentah dipendam didlm tanah mk stlh 10menit telur itu menjadi matang, disna ktika menjemur pakaian pun tdk brlalu wkt lama pakaian telah kering, sgt brbeda dgn tmpt kita yg trkadang menjemur pakaian hingga 2 hari blm jg kering krna cuaca mendung.
Mka disaat itu Hb Ali almasyhur krena beliau memiliki mobil pribadi mk beliau yg dtg k tmpt kita para santri, bukan justru kita yg dtg k tmpt beliau.
Di suatu hri kita para santri tlh brkmpul menunggu kedtgan beliau namun hingga jam 12:00 beliau blm jg dtg, yg akhirnya pd jam 12:30 beliau dtg, dgn wajah yg memerah & penuh dgn keringat beliau brkta : "Maafkan saya, maafkan saya krna mobil sy rusak sehingga sy hrus berjalan kaki"
SUBHANALLAH....
Beliau dtg bukanlah utk belajar akan tetapi utk mengajar, namun beliau rela brjalan kaki dgn jarak kurang lebih 2 Km dan usia beliau yg sdh terbilang tua, pdhal beliau bs saja mnghubungi kmi dan meminta spy santri saja yg dtg ketempat beliau sbb mobil beliau rusak, atau utk saat ini ta'lim diliburkan dlu atau yg lainnya.
Namun beliau tdk mlakukan hal tsb, dmikian indahnya akhlak guru2 kita para ahlul ilm, yg sanad keguruan kita juga brsmbung kpd mereka.
Ilmu adlh cahaya yg mana cahaya itu tampak dari ahli ilmu itu sendiri.

GURU MULIA MEMAKAMKAN IBUNDANYA

Jadi teringat almarhumah hubabah syarifah zahra binti
abdullah alhaddar meminta kepada guru mulia alhabib
umar bin hafidz untuk ditemani beberapa waktu yg lalu
ketika dalam sakitnya sehingga guru mulia
membatalkan acara besar beliau multaqo ulama
ahlussunah wal jamaah sedunia di malaysia dan
peringatan isra wal miraj di indonesia
Teringat kembali cerita guru kami alhabib ahmad bin
novel bin salim bin jindan yang ketika berziarah ke
tarim dan bersilaturahmi kepada alhabib ali masyhur
bin muhammad bin salim bin hafidz, beliau alhabib ali
masyhur meminta izin pamit sebentar kepada alhabib
ahmad untuk menyuapi makan ibunda nya...
Ya Allah..duhai indah sekali akhlak, adab dan perhatian
kedua putera nya, meskipun keduanya telah menjadi
seorang ulama besar tetapi mereka tetap
memperhatikan dan mengutamakan ibunda tercinta nya
diatas kepentingan yg lain..inilah akhlak yang
diwariskan oleh Datuk mereka Rasululllah saw
ﺇِﻧَّﺎ ﺍﻟِﻠّﻪِ ﻭَﺇِﻧَّﺎ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺭَﺍﺟِﻌﻮﻥَ
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻪَ ﻭَﺍﺭْﺣَﻤْﻪَ ﻭَﻋَﺎﻓِﻪِ ﻭَﺍﻋْﻒُ ﻋَﻨْﻪَ، ﻭَﺃَﻛْﺮِﻡْ ﻧُﺰُﻟَﻪَ، ﻭَﻭَﺳِّﻊْ ﻣَﺪْﺧَﻠَﻪَ، ﻭَﺍﻏْﺴِﻠْﻪَ
ﺑِﺎﻟْﻤَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟﺜَّﻠْﺞِ ﻭَﺍﻟْﺒَﺮَﺩِ، ﻭَﻧَﻘِّﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻄَﺎﻳَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﻧَﻘَّﻴْﺖَ ﺍﻟﺜَّﻮْﺏَ ﺍْﻷَﺑْﻴَﺾَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪَّﻧَﺲِ، ﻭَﺃَﺑْﺪِﻟْﻪُ
ﺩَﺍﺭًﺍ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺩَﺍﺭِﻩِ، ﻭَﺃَﻫْﻼً ﺧَﻴْﺮًﻡِ ..

Kamis, 04 Juni 2015

Habib Umar bin Salim bin Hafidz :
Al-Imam ASY-SYEKH YUSUF BIN ISMAIL AN-NABHANI mengatakan “Bahwasanya para ulama, para Auliya, Arifin mengatakan bahwasanya orang-orang yang rutin membaca Shalawat ALI AL-QADR maka mereka berharap bahwasanya Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hadir pada saat dia meninggal dunia saat ruh berada di tenggorokannya. Saat dia juga diletakkan di dalam liang lahatnya”
(ALLAHUMMASHALLI WASALLIM WABAARIK ‘ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN NABIYYIL ‘UMMIYYI ALHABIBIL ‘ALI AL-QADRI AL-ADZIIMI JAAH WA ‘ALA AALIHI WASHAHBIHI WASALLIM).
Dan barangsiapa yang ingin mengharapkan keridhoan Allah, derajat yang tinggi, hendaknya dia membaca shalawat ini setiap hari 10 kali dan khususnya di malam Jumat sebanyak 100 kali.